pidato tentang “Meneladani Sayyidina Usman”
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang saya hormati Kepala MTsN 2 Tanah Laut
Yang saya hormati Bapak\Ibu dewan juri
Yang saya hormati seluruh pantia penyelenggara lomba pidato
Serta, Teman-teman
siswa(i) MTsN 2 Tanah Laut
Tiada ungakapan kata
yang lebih layak kita ucapkan setiap menerima nikmat dari Allah SWT., kecuali
ucapan rasa syukur atas Kehadirat-Nya. Karena atas berkat limpahan rahmat-Nya
kita dapat berkumpul dalam suasana yang penuh kebahagiaan ini. Semoga Allah
senantiasa menambah nikmatnya kepada kita. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Shalawat serta salam
juga senantiasa kita sanjungkan kepada Junjungan kita Rasulullah, Nabi teladan
kita Muhammad SAW. Seorang hamba yang pandai bersyukur dan semoga kita termasuk
umatnya hingga akhr zaman. Amiin.
Pada kesempatan kali
ini saya akan menyampaikan pidato
tentang “Meneladani Sayyidina Usman”
Hadirin yang saya hormati
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam merupakan sosok
tauladan umat sedunia, dengan meneladani beliau berarti kita telah menempatkan
kehidupan kita dalam ranah dan tempat yang aman dan selamat dunia akhirat.
Ustman bin Affan termasuk sahabat beliau yang begitu dekat dengannya. Ada beberapa sikap dan prilkau Usman Bin Affan Radiyallahu anhu yang patut untuk kita teladani, diantaranya adalah:
1.
Sangat dermawan dan suka
membantu orang yang kesulitan.
Tak
hanya istimewa karena menjadi satu-satunya sahabat yang diberi gelar Dzun Nurain,
kedermawanannya sangat luar biasa. Sahabat Rasulullah yang satu ini juga
memiliki sisi kepemimpinan yang patut diteladani oleh para pemimpin muslim
yaitu Utsman bin Affan.
Utsman bin Affan, yang memiliki
banyak sekali keistimewaan di dalam dirinya. Mulai dari sisi peribadatannya
pada Allah subhanahu wa ta’ala hingga pengasihannya kepada
sesama muslim kala itu. Kepemimpinan Utsman bin Affan saat menjadi khalifah
pada saat itu pun dapat menjadi teladan. Pada umumnya, orang yang diberi kursi
kepemimpinan sebuah negeri tidak lain merupakan orang yang paling hebat dan
mulia di zamannya sehingga secara umum tidak ada yang lebih berhak menerima
tanggung jawab besar ini kecuali dirinya. Demikian ini merupakan corak
kepemimpinan Khulafa’ Rasyidin.
2.
Sukses dalam membuat
prestasi yang baik. Usman bin affan berhasil membukukan Al-Qur`an, sehingga
kita umat Islam bisa dengan mudah untuk membaca, memahami dan mengamalkannya
sampai saat ini.
Utsman menjadikan Al Qur’an dan
Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebagai
pijakan kemudian apa saja yang telah digariskan dan diwariskan oleh dua
khalifah pendahulunya, Abu Bakar dan Umar bin khattab sebagai landasan
kepemimpinannya.
Dalam sebuah kaidah kepemimpinan
yang masyhur, terdapat sebuah ungkapan, “Mulailah dengan apa yang sudah
dilakukan orang-orang terdahulu. Jangan memulai dari apa yang telah dimulai
orang-orang terdahulu.” Artinya, ketika memimpin atau aktifitas lainnya
hendaknya dilakukan dengan meneruskan apa yang sudah dilakukan
orang-orang terdahulu, bukan malah memulai sebagaimana orang-orang terdahulu
memulai. Utsman bin Affan adalah salah satu khalifah yang belajar dari
kepimpinan terdahulu. Dengan demikian, kehidupan akan berjalan lurus dan
kejayaan akan dapat dengan mudah digapai.
3.
Cerdik dan ahli mengatur
tatanan Negara. Usman bin affan telah berhasil membuat rakyat yang beliau
pimpin menjadi rakyat yang sejahtera dan kehidupan masyarakat yang beliau
pimpin makmur dan teratur.
Utsman bin Affan merupakan khalifah
terpilih setelah Umar bin Khattab. Sebelum Umar bin Khattab
wafat, beliau sudah mengumpulkan tim syuro yang berjumlah 6
orang. Kemudian mengerucut menjadi 3 orang untuk memusyawarahkan siapa khalifah
selanjutnya. Umat muslim menunjuk Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu untuk
menjadi khalifah selanjutnya. Utsman bin Affan sebagai khalifah memerintah
dengan penuh kelembutan dan bijaksana kecuali terhadap hal-hal yang mengharuskannya
menegakkan hukum. Di masa kekhalifahan Utsman bin Affan radhiyallahu
‘anhu, wilayah umat islam berkembang dan meluas hingga ke wilayah timur dan
barat. Pada masa pemerintahan, Utsman bin Affan menuai berbagai
keberhasilan dan kejayaan, yang ditandai dengan perluasan wilayah kekuasaan
Islam.
4.
Mempunyai sifat yang
lemah lembut. Usman bin affan tidak suka menyakiti orang lain dan tidak
menginginkan umat islam berpecah belah.
Mungkin ini saja yang dapat saya
sampaikan . Mohon maaf apabila ada kesalahan kata. Karena kelebihan datangnya
dari Allah dn kekurangan datangnya dari saya. Akhirul kalam.
Wabillahitaufikwalhidayah
Wassalamualaikum. Wr. Wb
Komentar
Posting Komentar