Pidato Tentang “Kemandirian Nabi Muhamad di Usia Dini”
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Yang saya hormati Kepala MTsN 2 Tanah Laut
Yang saya hormati Bapak\Ibu dewan juri
Yang saya hormati seluruh pantia penyelenggara lomba pidato
Serta, Teman-teman siswa(i) MTsN 2 Tanah Laut
Tiada ungakapan kata yang lebih layak kita ucapkan setiap menerima nikmat
dari Allah SWT., kecuali ucapan rasa syukur atas Kehadirat-Nya. Karena atas
berkat limpahan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dalam suasana yang penuh
kebahagiaan ini. Semoga Allah senantiasa menambah nikmatnya kepada kita. Amin
Yaa Rabbal Alamin.
Shalawat serta salam juga senantiasa kita sanjungkan kepada Junjungan
kita Rasulullah, Nabi teladan kita Muhammad SAW. Seorang hamba yang pandai
bersyukur dan semoga kita termasuk umatnya hingga akhr zaman. Amiin.
Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan pidato tentang “Kemandirian Nabi Muhamad di
usia dini”
Hadirin yang saya hormati
Kemandirian dalam diri seseorang
pasti berbeda-beda. Karena bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
ekonomi, tekanan, pengalaman hidup dan keluarga.
Nabi
Muhammad SAW merupakan seorang merupakan
seorang laki-laki yang diutus oleh Allah Swt. sebagai Nabi dan Rasul. Dan
menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan seluruh umat Muslim.
Nabi
Muhammad saw. SAW merupakan sosok laki-laki ideal yang menginspirasi dan dapat
diteladani dalam hal kemandirian. Sejak masih dalam kandungan, beliau telah
menjadi yatim karena ayahnya meninggal dunia. Ketika dilahirkan didunia banyak
sekali yang mengasuh Nabi Muhammad saw. saw. Di
saat usianya masih belia yakni 6 tahun, ia pun kehilangan ibu. Nabi Muhammad saw.
kecil yang sudah yatim piatu kemudian diasuh oleh sang kakek Abdul Muthalib.
Ternyata tak berselang lama, sang kakek juga dipanggil ke hadirat Allah SWT.
Akhirnya Nabi Muhammad saw. diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib.
Tentu
saja bukan hal mudah menghadapi cobaan demi cobaan ditinggal orang-orang
terkasih di usia yang masih begitu belia. Meski demikian, justru inilah yang
menempa Nabi Muhammad saw. menjadi sosok yang mandiri dan kuat. Masa kecil
hingga remajanya beliau dijalani dengan bekerja keras. Maklum saja, sang paman
bukanlah golongan orang berada, sehingga Nabi Muhammad saw. harus bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhannya.
Tanpa
lelah Nabi Muhammad saw. bekerja mengembala domba. Hewan ternak tersebut
dijaganya dengan baik, bahkan dengan berani ia menghalau binatang buas yang
mengincar dombanya. Selain itu, Nabi Muhammad saw. juga tak malu untuk
berdagang di pasar membantu pamannya. Meski tak menikmati masa kecil seperti
anak pada umumnya, Nabi Muhammad saw. tak pernah mengeluh, merepotkan, dan
menjadi beban orang lain. Sebaliknya, ia tumbuh menjadi sosok dengan
sifat-sifat yang baik dan mulia. Nabi Muhammad saw. dikenal sebagai pekerja
keras yang tidak bergantung pada orang lain dan jujur. Tak heran jika banyak
orang yang senang dan segan serta mempercayainya.
Kepribadiannya
yang menarik membuatnya dihormati dan dicintai. Salah seorang diantaranya
adalah Siti Khadijah, seorang janda kaya raya yang jatuh hati pada kemandirian
dan kejujuran Nabi Muhammad saw., yang kemudian menjadi istrinya. Diwaktu itu
Nabi Muhammad saw. berusia 25 tahun dan istrinya Siti Khadijah berusia 40
tahun. Meski memiliki istri kaya raya, Nabi Muhammad saw. tetap sederhana dan
bekerja keras menafkahi keluarganya.
Kesederhanaan,
kerja keras, mandiri, jujur, berani, dan penuh kasih sayang dari sosok Nabi Muhammad
saw. SAW layak untuk diteladani dalam kehidupan sehari-hari, tanpa perlu
memandang latar belakang pendidikan, status ekonomi dan sosial, juga keyakinan.
Mungkin
ini saja yang dapat saya sampaikan . Mohon maaf apabila ada kesalahan kata.
Karena kelebihan datangnya dari Allah dn kekurangan datangnya dari saya. Akhirul
kalam.
Wabillahitaufikwalhidayah
Wassalamualaikum.
Wr. Wb
Komentar
Posting Komentar